Harapan Indah Education Center

Welcome to Harapan Indah Education Center

One Stop Learning Center

  • Taman Kanak-kanak
  • Kelompok Bermain
  • Sekolah Dasar
  • Penitipan Anak
  • Bimbingan Belajar
  • Kursus
  • Dan lain Sebagainya

INFO TERBARU

KEGIATAN



Lihat Lainnya

Tetap Belajar Melalui Video


Situasi dan kondisi pandemi covid-19 menuntut kita untuk melalukan sosial distance yang mana kita haruis belajar di rumah guna mencegah penyebaran covid-19 . Berikut ini adalah video pembelajaran kita.






Gejala Anak Alergi Kacang



Di balik segudang keunggulan dan khasiat yang dimiliki, ada sedikit warning yang perlu diwaspadai jika akan mengonsumsi kacang kacangan, yaitu bisa menimbulkan reaksi alergi. Tentu saja, tingkatan reaksi alergi tidak akan sama untuk setiap orang. Dan, gejalanya mulai dari ringan hingga berat, serta mulai dari gatal-gatal, bersin sampai kulit merah dan bibir bengkak hingga anafilaksik (pembengkakkan mulut, bibir dan tenggorokan serta penurunan tekanan darah yang mengakibatkan kesulitan bernafas dan kehilangan kesadaran yang mengancam jiwa). Jenis kacang yang paling umum menyebabkan alergi adalah kacang tanah.

Tips menghindari terjadinya alergi bagi penderita alergi kacang:
  1. Ingin mengonsumsi makanan kemasan? Perhatikan betul daftar komposisi bahan bahannya. Periksalah apakah ada kacang ataupun minyak kacang dalam komposisinya.
  2. Bahan protein nabati terhidrolisis mungkin mengandung kacang tanah.Jadi, hindari makanan yang menuliskan bahan tersebut pada kemasannya.
  3. Konsumsi vitamin C bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga akan mengurangi terjadinya reaksi alergi.

Manfaat Sarapan Untuk Prestasi Anak


Sarapan bagi anak ternyata mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah menurut Ronald E. Kleinman, M.D., dokter spesialis gastroenterologi anak serta pakar nutrisi yang mengajar di Harvard University, Amerika.

“Secara rata-rata, anak yang tidak pernah sarapan memiliki daya pikir dan kemampuan mengingat yang lebih rendah dibandingkan mereka yang makan setiap pagi,” ujar dr. Kleinman.

Sejumlah studi membuktikan pernyataan tersebut. Di Inggris, pernah dilakukan serangkaian penelitian terhadap 600 orang murid mengenai pengaruh kebiasaan sarapan dan performa anak di sekolah. Hasilnya, dibandingkan rekannya yang terbiasa menyantap sarapan, anak-anak yang tidak pernah makan pagi ternyata lebih sulit berkonsentrasi, lambat menanggapi, dan memiliki perhatian amat rendah terhadap pelajaran. Gerak-gerik mereka juga lebih lamban dan cenderung lekas tersinggung.

Itu sebabnya, di Amerika diadakan program Makan Pagi di Sekolah (School Breakfast Program) bagi anak-anak sekolah dasar yang datang dari keluarga berpenghasilan rendah. Sejak program tersebut dimulai pada tahun 1996, menurut Dr. Keith Ayoob, asisten profesor di bidang pendidikan dari Albert Enstein College of Medicine, New York, terlihat peningkatan kualitas para siswa dari sisi akademis. “Perut kosong memang bukan kondisi ideal untuk proses belajar,” kata Dr. Ayoob.

Rutinitas sarapan berperan pula menghindari risiko obesitas pada anak-anak. Menurut dr. Sri Nasar, anak yang tidak sarapan cenderung merasa kelaparan sepanjang hari, lalu makan dalam porsi besar pada jadwal makan siang dan malam. “Juga, mereka cenderung lebih banyak mengemil makanan yang tidak sehat, seperti permen, cokelat, dan gorengan, untuk mengatasi rasa lapar. Jika nafsu makan tidak terkendali, risiko obesitas amat mungkin terjadi,” ujarnya.

sumber : parenting.co.id